Speaker dinamik.
Speaker dinamik adalah speaker yang paling banyak beredar. Speaker
dinamik bekerja atas dasar pemanfaatan efek gerak akibat adanya
lingkupan medan magnetik pada kumparan (lilitan-lilitan kawat atau
spoel) yang teraliri listrik.
Spoel
speaker berada di dalam pengaruh lingkupan medan magnet yang kuat
(magnet speaker). Spoel juga tertaut-kokoh dengan diafram dan membran
speaker.
Jika pada spoel diberi aliran listrik berupa sinyal ac audio maka pada
spoel akan terbit kutub-kutub magnet yang berubah-ubah sesuai dengan
perubahan-perubahan polaritas tegangan ac yang terdapat pada sinyal
audio tersebut.
Karena adanya lingkupan medan magnet di sekeliling spoel maka setiap
kali pada spoel terbit kutub magnet yang sama dengan kutub magnet yang
melingkupinya (magnet speaker) karena mendapatkan satu polaritas
tegangan sinyal, ia akan bergerak terdorong ke luar dari senter
posisinya. Kuatnya dorongan itu sebanding dengan level tegangan sinyal.
Apabila pada spoel terbit kutub magnet yang berbeda dengan kutub magnet
speaker karena mendapatkan bagian polaritas lainnya dari sinyal ac, maka
spoel akan bergerak tertarik ke arah dalam.
Pergerakan spoel itu terjadi sangat cepat sebagaimana frekwensi sinyal
ac dan secara otomatis akan membuat membran speaker bergerak-gerak pula
karena ia tertaut erat dengan spoel. Pergerakan membran inilah yang
menjadi bunyi yang terdengar dari speaker.
Impedansi speaker.
Speaker dinamik mempunyai ukuran impedansi, yaitu nilai resistansi
terhadap sinyal ac yang diberikan kepadanya. Impedansi speaker
dinyatakan dalam Ohm.
Ukuran-ukuran impedansi speaker yang standar dan banyak beredar adalah :
4Ω, 8Ω, dan 16Ω. Sebagian speaker dari merek tertentu ada yang
berimpedansi 3Ω dan 6Ω.
Dengan ukuran impedansi ini speaker dipandang sebagai sebuah resistor
yang disambungkan ke output audio-amplifier. Ketika dua buah speaker
disambungkan secara seri ataupun paralel, nilai impedansi keseluruhannya
akan berubah sebagaimana resistor juga.
Tentang ini telah dibahas sebelumnya, lihat dalam : Mengenal resistor .
Itulah sebabnya ukuran impedansi ini tidak boleh diabaikan, ia adalah
spesifik bagi setiap output audio amplifier. Daya yang dikeluarkan oleh
audio-amplifier dan kemampuan speaker dalam menerima daya itu harus
sesuai ketentuannya masing-masing dan itu didapatkan dengan penggunaan
speaker yang berimpedansi tepat.
Diameter speaker.
Diameter speaker adalah ukuran fisik membran speaker, karena biasanya
membran speaker konvensional memang berbentuk lingkaran yang cekung ke
dalam. Diameter speaker umumnya dinyatakan dalam inch.
Ada banyak ukuran diameter speaker, mulai dari 1,5 inch hingga puluhan inch.
Ukuran diameter speaker berbeda dengan ukuran impedansi speaker dan
tidak ada hubungannya sama sekali. Speaker dengan diameter yang
besar-besar dibuat untuk menghasilkan getaran pada frekwensi rendah
audio (bass) yang lebih baik dan daya yang lebih besar pula. Sedangkan
speaker dengan diameter yang kecil-kecil biasanya dibuat untuk
memperdengarkan suara di mana tidak diperlukan penonjolan frekwensi
rendah audio, dan juga untuk daya yang relatif kecil saja.
Rating daya maksimal speaker.
Setiap speaker mempunyai rating daya maksimal yang mampu dibebankan
kepadanya. Rating daya speaker dinyatakan dalam Watt, biasanya tertulis
di bagian belakang magnetnya.
Rating daya maksimal ini tidak boleh dilampaui karena dapat merusak
speaker. Sebagai contoh speaker dengan daya maksimal 25W tidak boleh
disambungkan ke output audio-amplifier yang berkekuatan 100W. Amannya,
speaker 25W disambungkan ke output audio-amplifier yang berkekuatan di
bawah angka 25W itu.
Jenis-jenis speaker dinamik.
Speaker
dinamik mempunyai banyak jenis. Berdasarkan fungsinya terdapat
beberapa jenis speaker yang tergolong dinamik, di antaranya :
Woofer.
Woofer adalah speaker khusus untuk reproduksi suara pada range frekwensi
rendah audio (bass). Woofer umumnya selalu mempunyai bentuk fisik
yang lebih besar dari speaker-speaker lainnya.
Woofer lazim digunakan pada sistem reproduksi suara “3-way” dan
rancangannya adalah khusus untuk menghasilkan getaran suara pada
frekwensi di bawah 340Hz. Pada frekwensi di atas itu ia kurang
responsif dan terkesan “tumpul”. Frekwensi-frekwensi suara di atas itu
ditangani oleh speaker-speaker khusus yang lain.
Beberapa woofer ada yang dibuat untuk menghasilkan getaran nada rendah
dan nada tengah audio sehingga banyak digunakan dalam sistem reproduksi
suara 2-way.
Midrange-speaker.
Sebagaimana woofer, midrange-speaker juga digunakan untuk reproduksi
suara sistem 3-way. Midrange-speaker tidak akan dijumpai pada sistem
2-way apalagi sistem fullrange.
Midrange-speaker khusus dibuat untuk menghasilkan getaran suara pada
frekwensi-frekwensi tengah dalam spektrum audio, yaitu yang berada di
atas 340Hz hingga sekitar 4,5kHz.
Tweeter.
Tweeter adalah speaker khusus untuk menghasilkan getaran suara pada
frekwensi-frekwensi tinggi dalam spektrum audio, yaitu antara 4,5kHz
hingga 20kHz.
Tweeter digunakan pada sistem 3-way maupun 2-way dan merupakan bagian
speaker yang bentuknya paling kecil di antara speaker-speaker lainnya.
Fullrange-speaker.
Speaker ini adalah speaker yang paling banyak digunakan saat ini.
Fullrange-speaker disukai karena nyaris menghasilkan getaran suara yang
utuh pada seluruh spektrum audio sehingga tidak diperlukan lagi peran
midrange-speaker ataupun tweeter.
Fullrange-speaker yang besar-besar sering juga difungsikan sebagai
woofer untuk menghasilkan suara hingga ke nada-nada tengah audio, dan
bersama dengan tweeter menghasilkan getaran suara pada seluruh spektrum
audio dengan baik pada sistem 2-way.
Pada sistem 3-way ataupun pada sistem 2-way konvensional pemisahan range
frekwensi untuk disalurkan kepada masing-masing speaker dilakukan oleh
“cross-over” unit.
Reflex horn-speaker.
Speaker ini digunakan untuk keperluan khusus, yaitu public-address (PA).
Yang diperlukan dalam public-address adalah suara yang “berisik” yang
mampu terdengar lebih jauh, bukan reproduksi frekwensi audio yang
lengkap. Karena itu reflex horn-speaker hanya menghasilkan getaran
nada-nada tengah dan sebagian nada-nada tinggi saja. Ia sangat buruk
dalam menghasilkan nada-nada rendah (bass).
Speaker ini tidak mempunyai membran, hanya diafram kaku yang tertaut
erat dengan spoel. Suara yang keras dan terarah lebih dihasilkan oleh
reflex/pantulan bagian-bagian internal speaker.
Dalam penggunaannya speaker jenis ini mempunyai amplifier khusus, yaitu
amplifier untuk keperluan PA yang rancangannya lazim menerapkan
output-transformator.
Speaker piezo-elektrik.
Speaker piezo-elektrik atau speaker kristal adalah speaker jenis lain di
samping speaker dinamik. Ia tidak mempunyai spoel, besi magnet dan
membran speaker sebagaimana yang terdapat pada speaker dinamik, hanya
lempengan tipis yang menempel pada suatu media resonator.
Speaker piezo-elektrik bekerja dengan memanfaatkan adanya efek piezo-elektrik pada kristal kwarsa (kwartz).
Selapisan kristal kwarsa pipih diapit oleh dua lempengan penghantar.
Apabila pada kedua lempengan penghantar itu diberi tegangan listrik maka
kristal mendapatkan tekanan secara elektris yang menyebabkan terjadi
perubahan secara fisik-mekanik pada kristal. Apabila tegangan listrik
itu berbentuk ac sinus kompleks seperti sinyal ac audio maka
perubahan-perubahan fisik-mekanik pada kristal akan mengikuti bentuk
dari sinyal ac itu.
Perubahan-perubahan itu menimbulkan getaran pada kristal sehingga media
di mana kristal menempel pun ikut bergetar pula, maka jadilah bunyi.
Sayangnya, suara yang dihasilkan oleh speaker piezo-elektrik hanya
terfokus kepada satu frekwensi saja, yaitu frekwensi resonansi kristal.
Karena itu speaker ini bukanlah speaker dengan range frekwensi audio
yang lebar, apalagi hi-fi. Speaker ini biasanya hanya digunakan sebagai
suara indicator (buzzer), seperti suara “beep” atau sekedar
menghasilkan suara untuk dering telepon rumah.
Namun belakangan speaker piezo-elektrik digunakan juga sebagai “tweeter”
untuk menghasilkan suara pada satu frekwensi tinggi audio. Dan
terakhir jenis speaker ini berusaha dikembangkan lagi agar bisa
menghasilkan suara pada range frekwensi audio yang lebih lebar.
Transducer.
Speaker khusus yang dibuat untuk digunakan pada frekwensi ultrasonik adalah transducer.
Frekwensi ultrasonik adalah frekwensi di atas ambang pendengaran
manusia, karena itu getaran suara yang dihasilkan oleh transducer tidak
akan terdengar.
Speaker jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu
seperti pemancaran kode digital pada remote-control keluaran lama,
pemancaran gelombang ultrasonik pada sistem alarm pengaman, atau
pengusir binatang.